Life Skills, have you had it?
kriteria pekerja dan pengusaha yang dibutuhkan hari ini adalah
mereka yang memiliki integritas dan antusias. tanpa integritas, orang akan
menjadi kuda liar yang tak bisa dikenalikan dan berpotensi merusak dan menipu.
namun orang yang memiliki integritas tanpa antusias, maka tidak akan berkembang
dan memperbesar kemanfaatan dirinya untuk orang lebih banyak. Jika masalah
potensi cerdas, itu sudah dimiliki oleh manusia pada umumnya.
by Ridho Hudayana(inspired by Dahlan Iskan)
Skillful and Smart Are
not Enough
Hari ini orang yang
hanya mengandalakan skill dan kepintaran akan merugi, karena mereka akan segera
tergantikan dengan mesin-mesin yang lebih pintar dan lebih skilful dari mereka.
Lihatlah perubahan disekitar kita yang begitu cepat dan dahsyat.Hampir semua
kebutuhan kita bisa digantikan dengan tenaga mesin yang berteknologi tinggi.
Mampu melayani hampir semua keutuhan manusia.
Sehingga banyak film
box office yang bertemakan masa depan yang menampilkan kecanggihan robot yang
melayani manusia.Sehingga diprediksikan masa depan manusia hanya sebagai
operator saja, bahkan sekedar menjadi penikmat saja.
Maka manusia yang
hanya mengandalkan skill dan kepintaran saja dalam bidangnya menjadi
useless. Dan seperti yang kita lihat hari ini, manusia menjadi tidak perlu
skillful dan terlalu pintar dalam bidangnya untuk menjadi sukses, cukup mereka
memiliki sedikit engetahuan untuk mengoperasikan tknologi dan life skill
yang baik, maka mereka pun akan menjadi sukses.
Life Skill is Powerful
Dalam suatu wawancara
Hermawan Kartajaya sebagai CEO MARKPLUS Inc. kepada seorang Dahlan Iskan
sebagai menteri BUMN. Ada suatu yang mengesankan di akhir wawancara antara
mereka berdua, yang saya unduh dari youtube sekitar 2 minggu yang lalu.Diakhir
wawancara, pak Hermawan mengajukan pertanyaan ke pak dahlan, yang intinya
menanyakan, pegawai BUMN yang ideal untuk menjadikan perusahaan dibawah BUMN
menjadi perusahaan yang bersaing dalam marketingnya dengan
perusahaan-perusahaan swasta/asing itu seperti apa?
Dengan cukup lugas pak
dahlan menjawab yang intinya pegawai yang cocok untuk bekerja di BUMN itu
adalah pegawai yang memiliki soft skill/life skill yaitu, Integritas dan
antusias, karena kalau berdasarkan sekedar skill dan kepintaran dalam
bidangnya, itu semua dimiliki oleh orang yang bergabung diperusahaan rata-rata,
baik skill dan kepintaran itu bisa dilatih dan dikembangkan. Karena kalau
pegawai BUMN tidak memiliki life skill, integritas dan antusias, maka BUMN
dimana ia bekerja menjadi tidak akan berkembang dan mungkin akan bangkrut.
Namun jika pegawai
BUMN hanya memiliki integritas saja, maka perusahaan tidak akan berkembang, dan
jika pegawai itu hanya memiliki antusias saja maka ia akan dicurigai
dikarenakan akan membuat kerugian dan penipuan terhadap perusahaan.
Maka untuk BUMN yang
bersaing maka dibutuhkan pegawai yang memiliki life skill integritas dan
antusias. Karena mereka bisa dipercaya dan lebih progressif dalam pengembangan
perusahaan. Mereka yang diharapkan menjadikan BUMN menjadi bersaing di dalam
dan diluar negeri.
Without Life Skill (is
the Reason of) Re-Sign
Suatu ketika ada penelitian disebuah peruahaan
jasa asuransi yang memperkerjakan agen asuransi, kira-kira 100 agen yang
bekerja ditahun pertama. Dan diakhir tahun pertama lebih dari 50% dari
agen itu mengundurkan diri. Dan ini kerap kali terjadi diperusahaan ini.
Perusahaan tidak mau
mengalami kerugian karena pengeluaran untuk biaya training agen asuransi baru
membengkak. Maka perusahaan asuransi tersebut mengadakan peneitian terhadap
agen asuransi yang masih bekerja dan yang mengundurkan diri.
Maka dari data yang
diperoleh menunjukkan, mereka yang mengundurkan diri dikarenakan tidak tahan
terhadap penolakkan calon konsumen asuransi, padahal mereka adalah orang yang
memiliki latarbelakang akademis yang sanat memenuhi syarat dan emahami betul
duna marketing. Namun rupanya mereka tidak antuias karena tidak tahan dengan
penolakkan dari calon konsumen.
Lain halnya yang masih
bertahan di perusahaan asuransi tersebut. Mereka adalah orang-orang yang
memiliki latar belakang akademis yang pas-pasan dan pemahaman dunia marketing
yang juga masih sangat dasar. Namun mereka tidak pernah mengeluh atas
penolakkan dari calon konsumen asuransi. Karena bagi mereka penolakkan adalah
evaluasi untuk lebih baik lagi dalam menawarkan jasa asuransi. Dan akhirnya
mereka berhasil mendapatkan konsumen dan mencapai target.
So.. How to Build the
Life Skill?
Sekarang yang menjadi
pertanyaan besar dari tulisan ini adalah bagaimana membangun life skill ini?
Jawabannya adalah dengan memperbanyak pengalaman gagal dan mencoba. Itu berarti
jika anda ingin memunculkan dan belajar mengenai life skill ini maka anda
memerlukan banyak latihan menghdapi penolakkan dan mau belajar.
Langkah pertama adalah
anda harus bergabung dalam komunitas atau lembaga yang anda bisa mengerjakan
proyek-proyek dari entitas/komunitas dimana anda bergabung, tentunya yang anda
sukai. Langkah kedua, ketiga, dan selanjutnya adalah jangan perna menyerah
dalam setiap proyek-proyek yang anda kerjakan. Kuncinya adalah Integritas dan
Antusias!
By Ridho Hudayana
Kunjungi blog pribadi penulis di http://ridhopsi.blogspot.com/
0 comments: