Dream Job # Take it & Love it
Apa pekerjaan impian anda?
Eksekutif perusahaan besar dengan kantor luas, mobil dinas,
bawahan yang siap bergerak, jam meeting padat, supir yang siap menjemput dan
bekerjafrom nine to five? Atau seorang businessman yang
pagi di Jakarta, siang di Surabaya dan sore di Singapura? Atau yang lebih keren
lagi, actor terkenal dengan nilai kontrak ratusan juta rupiah untuk satu film?
Atau mungkin pemain sinetron kejar tayang dengan tuntutan menangis menye-menye
sampai 12 season? Hehe…paling tidak pilihan pilihan pertama dan kedua pernah
mampir di otak saya ketika kuliah dulu. Sekarang pun masih kadang-kadang.
Apapun pekerjaan impian kita, itu akan sangat menyenangkan kalau
kita menikmati dan mencintainya. Apalagi kalau pekerjaan itu adalah hobby kita
atau ada hubungan dengannya. Tanpa cinta passion tidak akan muncul apalagi
nikmat. Yang ada pekerjaan itu akan menjadi beban yang menghantui.
Pekerjaan saya sekarang jauh dari apa yang ada di impian saya
dulu. Saya tidak mempunyai kantor luas (tapi berniat memilikinya suatu saat),
kendaraan pribadi dan jam kerja nine to five. Saya juga tidak harus setiap hari
memakai kemeja konservatif, dasi, celana bahan dan sepatu pantofel mengkilat
walaupun sering juga diantar dan dijemput setiap berangkat dan pulang kerja.
Dengan mengesampingkan alasan kenyaman saya lebih suka memilih naik angkot.
Tapi alasan lainnya sih karena saya tidak bisa menyetir. Sehingga pernah ada
dua mobil di garasi nganggur dan saya kemana-mana naik angkot karena yang biasa
menyupiri saya sedang tidak ada.
Banyak orang yang memimpikan mempunyai pekerjaan yang bisa
membuatnya travel kemana-mana dan bertemu banyak orang. Saya mempunyai
pekerjaan itu sekarang dan sangat menikmati travelling karena itu memang salah satu passion saya.
Ketika banyak orang pagi-pagi sudah rush ke tempat kerja masing-masing, saya
biasanya sedang menikmati rutinitas pekerjaan saya. kalau saya tidak tidur lagi
setelah rutinitas subuh biasanya saya membaca dan menonton berita pagi. Kemudian
saya akan menyambar sepatu olahraga saya dan segera menggerak-gerakkan badan
kemudian siap untuk jogging. Rasanya aneh juga jogging pagi-pagi ketika
kebanyakan orang sudah berpakaian rapid an terburu-buru berangkat bekerja. Saya
merasa seperti melawan arus. Kalau di tempat saya sekarang, saya biasanya
berlari menyusuri pantai kemudian melakukan pelemasan sambil memandang laut.
Setelah puas berimajinasi di pinggir pantai saya akan pulang untuk sarapan.
Sarapan saya simple. Saya akan ke warung tenda di ujung jalan yang menyediakan
bubur kacang hijau campur kolak dan ketan hitam kesuakaan saya. satu mangkuk
bubur campur dan dua buah pancake khas Padang (mereka menyebutnya panekuik),
cukup memberi saya energy di pagi hari. Saya akan menghabiskan sarapan saya
berlama-lama sambil memperhatikan orang-orang di sekeliling saya. sok-sok
menjadi observer.
Jam 9 an saya kembali ke rumah dan mandi. Kalau sempat luluran
dulu dengan lulur kopi dan lavender yang baru saya beli. Banyak yang protes
karena mandi saya lama. Saya memang berniat mandi lama karena selain kadang
harus luluran, ide-ide saya banyak muncul ketika saya di kamar mandi. Biasanya
saya akan langsung berimajinasi dan berencana yang hebat-hebat dengan ide saya
itu. Saya memang seorang pemimpi.
Ketika orang lain mungkin sedang hectic dengan pekerjaan mereka di
dengan file-file yang menumpuk di depan mereka,saya juga mulai membuka laptop
saya dan mulai bekerja sesuai dengan rencana dan target kerja yang saya buat
semalam sebelum tidur.Efek dari tidak mempunyai atasan yang terlibat langsung
dengan pekerjaan saya, saya harus mengatur semua jadwal kerja saya seefektif
mungkin. Oleh karena itu saya bisa sangat-sangat sibuk sampai tidak mau
ditelepon kecuali oleh ibu saya atau sama sekali tidak mempunyai deadline
pekerjaan selama satu hari. Kalau memang tidak ada yang dikerjakan, saya hanya
akan membaca dan surfing di dunia maya. Kalau sedang bosan di rumah, saya akan
memboyong laptop dan file-file pekerjaan saya ke kafe favorit saya dan bekerja
di sana.
Kadang-kadang saya juga harus ke kantor dengan pakaian rapi jali
ala eksekutif muda. Kadang-kadang saya cukup ngantor dengan jeans dan t-shirt
atau lebih banyak T-shirt dengan bermuda alias celana pendek sebetis. Seperti
sekarang misalnya, saya kadang-kadang harus ke kantor dengan kemeja dan dasi
rapi untuk meeting. Tapi setelah meeting selesai saya akan pulang kalau tidak
ada lagi yang harus dikerjakan di kantor.
Ketika sore beranjak, barulah saya 'benar-benar bekerja' formal
seperti yang lainnya. Saya harus masuk ke kelas untuk mengajar selama 2'5-3 jam
atau dua kali dari itu kalau saya harus menghandle dua kelas. Kalau ada peserta training
yang masih berkonsultasi dan kadang-kadang hanya sekedar mengobrol, saya
kadang-kdang harus pulang jam sebelas malam karena melayani mereka. Saya sangat
bahagia bisa menjadi kepercayaan mereka untuk member mereka suntikan motivasi
atau memecahkan permasalahan belajar mereka.
Terkadang saya juga dilanda mellow, down dan sejenisnya. Akan
tetapi ketika saya bertemu kembali dengan peserta training saya, semua down,
kesedihan dan saudara-saudaranya menguap bitelan keceriaan dan semangat peserta
training saya.
Efek dari "tidak mempunyai kantor " membuat saya harus
pandai-pandai membuat strategi ketika harus mengadakan pelatihan, upgrading
atau meeting buat tim saya. terkadang saya mengadakan training buat mereka di
kafe atau outdoor sekalian. Saya pernah mentraining tim kerja baru saya di
pinggri pantai sore-sore. Menurut saya itu sangat menyenangkan. Tim mendapat
training, pikiran segar. Tapi terkadang saya juga harus menyewa tempat ketika
saya butuh tempat yang agak luas untuk tim saya.
Menurut saya, semakin lama pekerjaan bisa dilakukan di mana
saja. Kemajuan teknologi membuat kita tidak harus selalu duduk di belakang
meja. Dalam pekerjaan saya misalnya, saya harus berkomunikasi dengan tim yang
tidak berinteraksi langsung dengan saya via internet atau telepon. Akan tetapi
memang perlu kemampuan manajerial yang cukup karena semua jadwal dan pergerakan
tim diatur sendiri. Bebeda dengan pekerja kantoran yang sudah punya alokasi
waktu dari jam sekian sampai jam sekian. Nine to five. Saking besarnya authority saya
terhadap pekerjaan saya, saya bahkan bisa membuat sendiri liburan saya kapan.
Nah, saya punya rencana untuk memanage pekerjaan tim saya dari rumah saya di
desa lereng gunung di Bima sana suatu saat, tim saya di Padang dan saya di
lereng gunung di Bima.
Bagaimana dengan pekerjaan anda? Do you enjoy it?
By Erik Marangga
0 comments: